BAGAIMANA CIRI,
PERAN , FUNGSI DAN KINERJA GURU
DITERAPK
Ciri-ciri guru yang efektif
Guru yang
efektif pada suatu tingkat tertentu mungkin tidak efektif pada tingkat yang
lain, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam tingkat perkembangan
mental dan emosional siswa. Dengan kata lain
para siswa memiliki respons yang berbeda-beda terhadap pola-pola prilaku guru
yang sama. Guru yang baik digambar dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Guru yang baik
adalah guru yang waspada secara profesional. Ia terus berusaha untuk menjadikan
masyarakat sekolah menjadi tempat yang paling baik bagi anak-anak muda.
b.
Mereka yakin
akan nilai atau manfaat pekerjaannya. Mereka terus berusaha memperbaiki dan
meningkatkan mutu pekerjaannya.
c.
Mereka tidak
lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam hubungannya dengan kebebasan
pribadi yang dikemukakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan profesi
keguruan. Mereka secara psikologi lebih matang sehingga rangsangan-rangsangan
terhadap dirinya dapat ditaksir.
d.
Mereka memiliki
seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang diperolehnya dari
pengamatannya tentang bekerjanya psikologi, biologi dan antropologi kultural di
dalam kelas.
Mereka
berkeinginan untuk terus tumbuh. Mereka sadar bahwa dibawah pengaruhnya,
sumber-sumber manusia dapat berubahiswa meliputi :
(1). Demokratis, (2). Suka bekerja sama (kooperatif), (3). Baik hati, (4).
Sabar, (5). Adil, (6). Konsisten, (7). Bersifat terbuka, (8). Suka menolong,
(9). Ramah tamah, (10). Suka humor, (11). Memiliki bermacam ragam minat, (12).
Menguasai bahan pelajaran, (13). Fleksibel, (14). Menaruh minat yang maik
terhadap siswa. (Oemar Hamalik, 2002).
Menurut Cooper mengutip pendapat B.O.
Smith (dalam Suparlan, 2004) yang telah menyarankan bahwa seorang guru yang
terlatih harus disiapkan dengan empat bidang kompetensi agar ia menjadi guru
yang efektif yaitu :
a. Command
of theoretical knowledge about learning and human behavior.
b. Display
of attitudes that fostter learning and genuine human realtionship.
c. Cammand
of knowledge in the subject matter to be taught.
d. Control
of technical skills of teaching that facilitate student learning.
Dengan kata lain guru yang efektif
harus memiliki kemampuan :
a. Menguasai
pengetahuan teoritis tentang belajar dan tingkah laku manusia
b.
Menunjukkan
sikap yang menunjang proses belajar dan hubungan antar manusia secara murni.
c.
menguasai
pengetahuan dalam mata pelajaran yang diajarkan dan
d.
Memiliki
kemapuan kecakapan teknis tentang pembelajaran yang mempermudah siswa untuk
belajar.
Sedangkan Leo R. Sandy (dalam
Suparlan, 2004) menguraikan beberapa dimensi kemampuan dan sikap yang membentuk
karakteristik guru efektif. Setidaknya ada 12 karakteristik guru efektif
sebagai berikut :
a. Menjadi
a learner (pembelajar)
b. Menjadi
a leader (pemimpin)
c. Menjadi
a provocateur (provokator dalam arti positif).
d. Menjadi
a stranger (pengelana)
e. Menjadi
an innovator (inovator).
f. Menjadi
a comedian/entertainment (pelawak/penghibur).
g. Menjadi
a coach or guide (pelatih atau pembimbing).
h. Menjadi
a genuine human being or humanist (manusia sejati atau seorang humanis).
i. Menjadi
a sentinel
j.
Menjadi optimist or idealist (orang
yang optimis atau idealis).
k.
Menjadi a
collaborator (kolaborator atau orang yang suka bekerja sama)
l.
Menjadi a
revolusionar (berfikiran maju atau revolusioner).
Guru yang efektif memiliki kualitas kemampuan dan sikap yang sanggup
memberikan yang terbaik bagi peserta didik dan menyenangkan peserta didik dalam
proses belajar mengajarnya.
Tokoh lain yang
mengemukakan tentang guru efektif menyebutkan karakterisik guru efektif sebagai
berikut :
a. Senantiasa
memberikan bantuan dalam kerja sekolah pelajar.
b. Periang,
gembira dan berperawakan menarik.
c. Berprikemanusiaan,
pengasih.
d. Berminat
terhadap dan memahami pelajarnya.
e.
Boleh menjadikan
suasana pembelajaran menyeronokkan.
f.
Tegas dan cekap
mengawal kelasnya.
g. Adil,
tidak pilih kasih.
h. Tidak
pemanas, pendedam. Perungut dan pemerli.
i. Berpribadi
yang menyenangkan.
Sementara
National Commision for Excellenece in Teacher Education (USA), mengungkapkan
karakteristik guru efektif adalah sebagai berikut :
a. Berketrampilan
dalam bidangnya.
b. Berkemahirandalam
pengajaran.
c.
Memaklumkan
kepada pelajar perkembangan diri masing-masing.
d. Berpengalaman
tentang psikologi kognitif.
e. Mahir
dalam teknologi.
Berdasarkan model karakteristik guru
efektif yang dikemukakan beberapa ahli maka berbagai indikator guru efektif
yang dikemukakan Suparlan (2004) sebagai berikut :
1. Adil
dalam tindakan dan perlakuannya.
2.
Menjaga
perawakan dan cara berpakaian.
3.
Menunjukkan rasa
simpati kepada setiap pelajar.
4. Mengajar
mengikuti kemampuan pelajar.
5. Penyayang.
6. Berkerja
secara berpasukan
7. Memuki
dab menggalakkan pelajar.
8.
Menggunakan
perbagai kaedah dan pendekatan dalam pengajarannya.
9. Taat
kepada etika profesionslismenya.
10. Cerdas
dan cejap.
11. Mampu
berhubungan secara efektif.
12. Tidak
garang, pemarah, suka membadel, membesarkan diri, sombong, angkuh dan susah
menerima pelajaran orang lain.
13. Memiliki sifat kejenakaan dan boleh menerima jenaka dari
pada pelajr-pelajarnya, dan
14. Berpengetahuan serta senantiasa berusaha menambah
pengetahuannya mengenai perkembangan terbaharu terutamanya dalam bidang
teknologi pendidikan.
Peran dan tugas guru
Guru memegang
peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta
mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang
lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan
multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru
sangat minim.
Guru memiliki
perana yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang
profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme
guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang
perlu mendapat perhatian (Depdiknas, 2005).
Dalam proses
belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi
fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung
jawab uuntuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu
proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan
salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang
dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Secara lebih
terperinci tugas guru berpusat pada:
a. Mendidik
dengan titik berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
b. Memberi
fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.
c. Membantu
perkembangan aspek – aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyusuaian
diri, demikianlah dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai
penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu ia bertanggung jawab akan
keseluruhan perkembangan kepribadian siswa ia harus mampu menciptakan proses
belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa muntuk belajar
aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan. (Slameto,
2002)
Begitu pentinya
peranan guru dalam keberhasilan peserta didik maka hendaknya guru mampu
beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan meningkatkan
kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi juga
sebagai pengelola proses belajar mengajar. Sebagai orang yang mengelola proses
belajar mengajar tentunya harus mampu meningkatkan kemampuan dalam membuat
perencanaan pelajaran, pelaksanaan dan pengelolaan pengajaran yang efektif,
penilain hasil belajar yang objektif, sekaligus memberikan motivasi pada
peserta didik dan juga membimbing peserta didik terutama ketika peserta didik
sedang mengalami kesulitan belajar.
Salah satu tugas
yang dilaksanakan guru disekolah adalah memberikan pelayanan kepada siswa agar
mereka menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah. Guru
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik sosial, budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan
faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru harus bertanggung jawab atas
hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan
faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan karenya guru
harus menguasai prinsip-prinsip belajar di samping menguasai materi yang
disampaikan dengan kata lain guru harus menciptakan suatu konidisi belajar yang
sebagik-baiknya bagi poeserta didik, inilah yang tergolong kategori peran guru
sebagai pengajar.
Disamping peran
sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai pembimbing artinya memberikan
bantuan kepada setiap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri
yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuan diri secara maksimal terhadap
sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar H (2002) yang mengatakan
bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian
diri secara maksimal terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat.
Sehubungan dengan perananya sebagai pembimbing, seorang guru harus :
a. Mengumpulkan
data tentang siswa.
b.
Mengamati
tingkah laku siswa dalam situasi sehariu-hari.
c.
Mengenal para
siswa yang memerlukan bantuan khusus.
d.
Mengadakan
pertemuan atau hubungan dengan orang tua siswa, baik secara individu maupun
secara kelompok, untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak.
e.
Bekerjasama
dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainya untuk membantu memecahkan masalah
siswa.
f.
Membuat catatan
pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik.
g.
Menyelenggarakan
bimbingan kelompok atau individu.
h.
Bekerjasama
dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan masalah
siswa.
i.
Menyusun program
bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya.
j.
Meneliti
kemajuan siswa, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Peran guru
sebagai pengajar dan sebagai pembing memiliki keterkaitan yang sangat erat dan
keduanya dilaksanakan secara berkesinambungan dan sekaligus berinterpenetrasi
dan merupakan keterpaduan antara keduanya.
Konsep Kinerja Guru
Setiap individu
yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi
tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan konstribusi
yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Kinerja adalah
tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah
ditetapkan (Sulistyorini, 2001). Sedangkan Ahli lain berpendapat bahwa Kinerja
merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di
dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: Kejelasan tugas atau pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya; Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu
pekerjaan atau fungsi; Kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesikan suatu
pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992).
Fatah (1996)
Menegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh
pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu pekerjaan.
Dari beberapa
penjelasan tentang pengertian kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa Kinerja
guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Indikator-Indikator Kinerja Guru
Kinerja
merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka dipandang penting
untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya. Kinerja guru merupakan
kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan yakni keterampilan, upaya
sifat keadaan dan kondisi eksternal (Sulistyorini, 2001). Tingkat
keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa seseorang ke tempat kerja
seperti pengalaman, kemampuan, kecakapan-kecakapan antar pribadi serta
kecakapan tehknik. Upaya tersebut diungkap sebagai motivasi yang diperlihatkan
karyawan untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Sedangkan kondisi eksternal adalah tingkat sejauh mana kondisi eksternal
mendukung produktivitas kerja.
Kinerja dapat dilihat dari beberapa
kriteria, menurut Castetter (dalam Mulyasa, 2003) mengemukakan ada empat
kriteria kinerja yaitu: (1). Karakteristik individu, (2). Proses,
(3). Hasil dan (4) Kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil.
Kinerja
seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan
keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya.
Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus dilakukan.
Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat
menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa
tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral
kerja guru. Menurut Pidarta (1999) bahwa moral kerja
positif ialah suasana bekerja yang gembira, bekerja bukan
dirasakan sebagai sesuatu yang dipaksakan melainkan sebagai sesuatu yang
menyenangkan. Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas
sebagai suatu yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pekerjaan seseorang
sesuai dengan bidang kemampuannya. Hal ini dipertegas oleh Munandar (1992) yang
mengatakan bahwa kemampuan bersama-sama dengan bakat merupakan salah satu
faktor yang menentukan prestasi individu, sedangkan prestasi ditentukan oleh
banyak faktor diantaranya kecerdasan.
Kemampuan terdiri dari berbagai macam, namun secara konkrit dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
a.
Kemampuan intelektual merupakan
kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama
dalam penguasaan sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang
sesuai dengan kurikulum, cara dan metode dalam menyampaikannya dan cara
berkomunikasi maupun tehknik mengevaluasinya.
b.
Kemampuan fisik adalah kapabilitas
fisik yang dimiliki seseorang terutama dalam mengerjakan tugas dan
kewajibannya. (Daryanto,
2001).
Kinerja
dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan individu terhadap
pekerjaan yang memberikan kepuasan bathin kepada
seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik. Untuk
mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja
dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur
secara efektif dan efisien seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan
waktu, dana yang dipakai serta bahan yang tidak terpakai. Sedangkan
evaluasi kerja melalui perilaku dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur
perilaku seseorang dengan teman sekerja atau mengamati tindakan
seseorang dalam menjalankan perintah atau tugas yang diberikan, cara
mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang lain. Hal ini diperkuat oleh
pendapat As’ad (1995) dan Robbins (1996) yang menyatakan bahwa dalam melakukan
evaluasi kinerja seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam
kriteria yaitu: (1). Hasil tugas, (2). Perilaku dan (3). Ciri
individu. Evaluasi hasil tugas adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan kerja
individu dengan beberapa kriteria (indikator) yang dapat diukur. Evaluasi
perilaku dapat dilakukan dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan
kerja yang lain dan evaluasi ciri individu adalah mengamati karaktistik
individu dalam berprilaku maupun berkerja, cara berkomunikasi dengan orang lain
sehingga dapat dikategorikan cirinya dengan ciri orang lain. Evaluasi atau
Penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed back sekaligus sebagai follow
up bagi perbaikan kinerja selanjutnya.
Menilai kualitas kinerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang
meliputi : (1). Unjuk kerja, (2). Penguasaan Materi, (3). Penguasaan
profesional keguruan dan pendidikan, (4). Penguasaan cara-cara penyesuaian
diri, (5). Kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan
baik (Sulistyorini, 2001).
Kinerja
guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban
tugas profesional artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi
khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang
secara garis besar dapat dikelompokkan yaitu: (1). Guru sebagai pengajar, (2).
Guru sebagai pembimbing dan (3). Guru sebagai administrator kelas. (Danim
S, 2002).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan indikator kinerja
guru antara lain :
a. Kemampuan
membuat perencanaan dan persiapan mengajar.
b.
Penguasaan
materi yang akan diajarkan kepada siswa
c. Penguasaan
metode dan strategi mengajar
d. Pemberian
tugas-tugas kepada siswa
e. Kemampuan
mengelola kelas
f.
Kemampuan
melakukan penilaian dan evaluasi.